Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan Psikologi Pendidikan
GEJALA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan
Dalam Mengikuti Perkuliahan PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Oleh:
KELOMPOK I
ALYA FEBRINA NASUTION (0310183134)
HAFIZAH KHAIRINA UMAROH (0310181031)
NANDA SHOLEHA (0310183127)
RISMAWATI SIREGAR (0310183140)
SYAIFUL AZHAR (0310182099)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala atas izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “GEJALA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.” Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, selain menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, kami juga bermaksud memperluas pengetahuan kita bersama terlebih lagi khususnya untuk penulis itu sendiri.
Penulis telah berusaha untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun penulispun menyadari, bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi tekhnik kepenulisan maupun dari isi makalah itu sendiri. Maka kami memohon maaf dan menerima sumbangan kritik dan saran untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Medan, 18 Maret 2019
Penulis
ABSTRAK
Pertumbuhan (growth) sering disamakan dengan perkembangan (development) terlebih lagi khususnya pada anak usia dini. Meskipun pada kenyataannya kedua istilah ini saling berkaitan satu sama lain, namun perbedaan tetaplah dimiliki pada keduanya. Pemahaman seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangat diperlukan baik untuk dirinya sebagai penambah wawasan dan ilmu, maupun untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya sendiri, siswanya maupun kerabat dekat.
Kata kunci: Pertumbuhan, Perkembangan.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maha besar Allah atas segala sesuatu, dan tiada daya dan upaya melainkan atas kuasa-Nya. Manusia diciptakan oleh-Nya dengan berbagai keistimewaan dari makhluk ciptaan lainnya, hal tersebut adalah hal yang patut disyukuri selalu. Tak dapat dipungkiri agar menjadi manusia yang sejati, pada awalnya pasti mengalami berbagai macam proses dan masa tertentu. Salah satunya adalah melewati proses untuk tumbuh dan berkembang.
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Suatu yang tumbuh adalah suatu yang bersifat materil dan kuantitatif, sedangkan berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kualitatif.
Sebagai calon pendidik, sudah jadi tuntutan untuk memiliki pemahaman secara psikologis mengenai pertumbuhan dan perkembangan manusia, agar nantinya dapat membantu perbaikan ke arah pembangunan manusia seutuhnya. Maka, kami akan membahas hal tersebut dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang selalu digunakan dalam psikologi. Sebagian psikolog memandang kedua istilah berbeda, namun sebagian yang lain memandang didalam istilah perkembangan tercakup makna pertumbuhan. Secara umum, kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan keduanya berkaitan dengan perubahan pada diri individu dan perbedaannya pada jenis perubahan yang terjadi. Nah, sebelum membahas lebih jauh, pemakalah akan menjelaskan sedikit pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Drs. E. Usman Effendi dan Drs. Juhaya S. Praja mengatakan bahwa pertumbuhan adalah suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensi daripada tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan perkembangan adalah perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya kedalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Selanjutnya, Santrock mengatakan development is the pattern of change that begins at conception and continues through the life span artinya perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan.
Pemakalah juga mengutip didalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988) arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersbut.Adapun perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan antara lain:
PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN
Pertumbuhan merujuk kepada
perubahan khususnya aspek fisik
Perkembangan berkaitan dengan organsme sebagai keseluruhan
Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel atau peningkatan hubungan antar sel
Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan fungsi
Pertumbuhan merujuk kepada perubahan kuantitatif
Perkembangan merujuk perubahan kuantitatif dan kualitatif
Pertumbuhan tidak berlangsung
seumur hidup
Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan
B. GEJALA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herditer. Manusia terbentuk dari material yag lemah. Materil yang dimaksudkan adalah materil genetis. Dalyono menegaskan bahwa; Pertumbuhan pada masing-masing individu dalam segi proses hal umum yang sama, tetapi dalam hal-hal yang khusus belum tentu sama. (M. Dalyono,1997:63).
Disadari bahwa gejala pertumbuhan mempunyai kaitan erat dengan perkembangan sangat berarti bagi proses belajar yang akan dialami seorang anak. Dalam kajian teoritis maka gejala pertumbuhan yang dicerminkan dengan perkembangan jiwa seorang disestematisasikan pada pengelompokan usia sebagai berikut :
Masa kanak-kanak yaitu sejak lahir sampai 5 tahun
Masa anak yaitu 6 tahun-12tahun
Masa Puberitas yaitu masa 13 tahun-18 tahun bagi anak putri dan sampai umur 22 untuk anak putra
Masa adolesen sebagai masa transisi ke masa dewasa. (Agus Sujanto,1986:1).
Adapun fungsi-fungsi kepribadian manusia yang berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan ini, semuanya menyatu sebagai proses perkembangan yakni:
Fungsi motorik pada bagian tubuh
Fungsi sensoris pada alat-alat indera
Fungsi neutorik pada sistem saraf
Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis
Fungsi pernapasan pada alat pernapasan
Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat nadi
Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan. (M. Dalyono, 1997:79)
Banyak dari para ahli mengkaji tentang gejala pertumbuhan sebagai landasan teoritis dalam menerapkan sistem pendidikan dan pembelajaran bagi seorang anak. Dari banyaknya kajian-kajian tersebut bermunculan hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan. Sehingga, kajian-kajian hukum pertumbuhan tersebut dapat disimpukan antara lain:
Pertumbuhan adalah kualitatif dan kuantitatif
Pertumbuhan merupak suatu proses yang berkesinambungan dan teratur
Tempo pertumbuhan anak adalah tidak sama
Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-beda
Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di dalam dan di luar badan
Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik
Pertumbuhan adalah kompleks dan semua aspek-aspeknya saling berhubungan. (Ahmad Mudzakir, 1997:65)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah:
1. Faktor sebelum lahir, misalnya; kekurangan gizi atau nutrisi pada janin dan keracunan sewaktu bayi dalam kandungan.
2. Faktor ketika lahir, misalnya; pendarahan pada bagian kepala bayi yang pendarahan tersebut disebabkan oleh benturan dari rahim dinding Ibu sewaktu dilahirkan.
3. Faktor sesudah lahir, misalnya; bayi jatuh dan bagian kepalanya mengalami luka yang cukup parah.
4. Faktor psikologis, misalnya; saat bayi ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya dan ia dititipkan dipanti asuhan yang jauh dari kata layak. Sehingga ia amat kurang mendapati kasih saying dan perawatan jasmaniah dan kasih, Anak seperti ini mengalami kehampaan psikis.
Indikator pertumbuhan yang dapat dijadikan satu bagian dari proses kehidupan anak tampak pada tinggi badan yang terdapat pada anak. Gejala pertumbuhan yang normal tentu harus diiringi oleh keseimbangan masukan gizi yang baik.
C. GEJALA PERKEMBANGAN
Disamping bicara pertumbuhan diri seseorang maka ia juga mengalami gejala perkembangan, di mana gejala ini tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Untuk itu perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi. Sementara itu fungsi-fungsi yang berkembang dalam aspek kejiwaan secara kualitatif tampak dalam sifat kejiwaan sebagaimana pendapat Wasty Soemanto, diantaranya:
1. Perhatian
Perhatian bukan merupakan fungsi, melainkan modus dari fungsi. Sementara modus itu sendiri adalah cara berprestasi dan menggerakkan. Dengan kata lain perhatian merupakan cara menggerakkan bentuk umum dan cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku.
2. Pengamatan
Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang dapat diamati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dari jiwa dan menjadi awal dari aktivitas intelektualnya.
3. Tanggapan
Tanggapan merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Selain itu, tanggapan juga merupakan bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan.
4. Ingatan
Mengingat berarti menyerap atau meletakkan pengetahuan dengan cara pengecaman secara aktif. Ada tiga fungsi ingatan diantaranya mencamkan atau menangkap atau menerima kesan-kesan menyimpan kesan-kesan yang memproduksi kesan-kesan tersebut.
5. Fantasi
Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan baru itu tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada.
6. Pikiran
Pikiran diartikan sebagai kondisi letak hubungan antara bagian pengetahuan yang ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Dalam hal ini, akal berfungsi sebagai pengendali pikiran. Sementara itu, pengetahuan mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia
7. Perasaan
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri.
8. Kemauan
Kemauan disebut juga dengan kekuatan, kehendak, yang diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasikan tujuan. Di mana tujuan ini merupakan pilihan diantara berbagai tujuan yang bertentangan.
Dalam prosesnya perkembangan tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan Di mana keduanya saling mempengaruhi dan kekuatan untuk membentuk pola pertumbuhan dan perkembangan kematangan fungsi jasmani yang sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan itu hukum-hukum perkembangan harus kita perhatikan. Hukum perkembangan menurut Crow and crow adalah:
Perkembangan adalah kualitatif
Perkembangan sangat dipengaruhi hasil belajar
Usia ikut mempengaruhi perkembangan
Masing-masing individu memiliki tempo perkembangan yang berbeda-beda
Dalam keseluruhan periode perkembangan setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama
Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan
Perkembangan yang lambat dapat dipercepat
Perkembangan meliputi proses individualisasi dan integrasi.
Setiap manusia mengalami proses perkembangan yang berlangsung seumur hidup, namun perkembangan tersebut tidak persis sama antara satu individu dengan individu lainnya, meskipun dalam beberapa hal ada kesamaan perkembangan di antara individu. Setiap orang mengalami perkembangan termasuk para tokoh-tokoh besar atau orang yang tidak terkenal.
Manusia memulai hidupnya dari sejak menjadi janin, menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Secara garis besar proses perkembangan manusia terdiri dari proses biologis, kognitif, dan sosial emosional. Proses biologis menghasilkan perubahan manusia. Proses biologi meliputi pewarisan gen dari orang tua, perkembangan tubuh meliputi pertumbuhan berat badan dan tinggi badan, perkembangan otak, keterampilan motorik, dan perubahan hormone pada masa puber.
Proses kognitif meliputi perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan bahasa manusia. Contoh proses kognitif terjadi dalam mengenali benda-benda pada bayi, menggabung kalimat, menguasai kata, mengingat puisi, mengerjakan soal-soal matematika, membayangkan sesuatu yang akan terjadi, menemukan jawaban sebab akibat, atau memahami sesuatu yang tersirat dalam sebuah peristiwa.
Proses sosial emosi merupakan perubahan dalam hubungan manusia dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Bayi belajar tersenyum kepada ibunya dan orang-orang di sekitarnya, anak laki-laki berkelahi dan berteman dengan teman sebayanya, perkembangan perasaan anak-anak terhadap temannya yang berbeda jenis kelamin, perkembangan sikap sosial dan anti sosial pada anak-anak dan remaja, merupakan bagian dari proses sosial emoisonal dalam perkembangan manusia
Ketiga proses tersebut saling berhubungan, misalnya perkembangan sel-sel otak mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan emosional. Sebab di dalam otak terdapat bagian-bagian yang mengontrol kemampuan berpikir dan kemampuan bersosialisasi serta kemampuan merasakan emosi terhadap orang lain. Di dalam perkembangan anak ketiga proses perkembangan tersebut muncul secara bersamaan sebab semua perkembangan tersebut terjadi dalam satu tubuh.
Para psikolog menyatakan anak-anak mengalami beberapa periode perkembangan. Hurlock menyatakan ada 5 (lima) tahap perkembangan yang dialami pada masa anak-anak.
Periode prenatal yaitu periode konsepsi sampai lahir.
Periode bayi mulai dari kelahiran -akhir minggu kedua.
Masa bayi mulai dari akhir minggu kedua-akhir tahun kedua.
Awal masa kanak-kanak 2-6 tahun.
Akhir masa anak-anak,6-10/ 12 tahun .
Adapun tugas perkembangan, Hurlock (1980) Harlock menyusun daftar beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh anak-anak pada akhir masa anak antara lain sebagai berikut:
Mempelajari keterampilan fisik yang dilakukan untuk permainan-permainan yang umum dilakukan anak-anak.
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh.
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya.
Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita secara tepat.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai.
Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga dilingkungan hidupnya.
Mencapai kebebasan pribadi.
Gejala pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi pertimbangan bagi pendidik untuk memberikan pembinaan dan bimbingan agar perkembangan anak menuju arah yang baik dan benar untuk ini syarat-syarat utama dalam melakukan pembinaan terhadap pertumbuhan dan perkembangan diantaranya adalah:
Pembinaan dilakukan dengan tanggung jawab yakni dilakukan oleh orang tua kemudian dilakukan guru baru diserahkan pada formal masyarakat yang ada di sekelilingnya pembinaan harus didasarkan pada sifat dasar anak Dengan memahami tata cara pendidikan dan pembinaan.
Pembinaan harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai artinya pembinaan harus didukung oleh adanya media agar perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi lebih maksimal dengan bantuan media yang dapat merangsang kegiatan-kegiatan anak.
Pembinaan harus memiliki ketentuan hal ini perlu untuk menata adanya sistematika materi yang akan dipelajari dikuasai dan dimiliki oleh anak.
Pembinaan harus menjadi perlindungan terhadap kejiwaan hal ini sekaligus dijadikan dasar untuk nilai tanggung jawab sebagai pembina atau pendidik.
Pembinaan harus mampu menjadi satu organisasi yang integrated antara Pembina yang dibina penanggung jawab serta lingkungan pembinaan.
D. PERKEMBANGAN KEMAMPUAN ANAK
Konsep psikologi tentang perkembangan anak tentunya tidak hanya didasarkan pada eksistensi lingkungan orang tua satu-satunya pemeran pembentukan pribadi anak. Dalam hal ini, menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas rana kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendayagunakan kapasitan motor dan sensoriknya, hanya, cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas rana kognitif tersebut masih belum jelas benar.
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padananya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam perkembangan selanjutny, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap prilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan kehendak dan perasaan yang bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).
Jean Peaget seorang pakar psikologi terkemuka menurut penulis dianggap representatif untuk mengklasifikasi urutan perkembangan kognitif anak ini yakni sebagai berikut:
1. Fase Sensori Motor (umur 0 – 2 tahun)
Pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada perlakuan panca indra anak. Perkembangan kognitif akan tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dengan lingkungan khusunya bersifat material/fisik. Beberapa tahapan kemampuan yang dapat dideteksi adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengenali,
b. kemampuan mengingat.
Dalam fase ini disarankan pada orang tua untuk lebih banyak memberi pengalaman tambahan pada anak, kemudian pengulangan pengalaman dengan mengingatkan anak.
2. Fase Intuitif – Pra Operasional (2 – 7 tahun).
Pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada pengkayaan pengalaman baik interaksi dengan lingkungan maupun pengulangan ingatan. Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan yang sungguh pesat dalam pengumpulan kosa kata. Anak umur 2 tahun memiliki 200 kosa kata, untuk umur lima tahun 2000 kata begitu seterusnya.
Dalam fase ini disarankan agar orang tua untuk lebih banyak berinteraksi dengan bahasa dan kata kata yang semakin kaya, bercerita, bernyanyi dan lain sebagainya. Pada bagian yang sama anak disamping memiliki kemampuan meniru juga telah mampu mendayagunakan imajinasinya. Latihan berekspresi keindahan baik pada dunia seni maupun apresiasi kehidupan sudah saatnya diberi kesempatan.
3. Fase Operasi – Kongkrit (umur 7 – 11 tahun)
Pada fase ini pengalaman kognitif anak berangsur beralih dari dunia fantastif ke dunia nyata, maka logis tidaknya satu keadaan telah menjadi pertimbangan tindakannya. Pada saat inilah maka kita disarankan untuk membimbing kreatifitas, mengembangkan keterampilan dan mendorong keberanian yang positif pada anak.
4. Fase Operasi Formal (umur 11 – 16 tahun)
Dalam fase terakhir ini pengalaman kognitif anak telah kaya dengan pengalaman baik itu yang bersifat kongkrit maupun abstrak. Berfikir secara rasional semakin kentara dengan memberanikan diri memilah mana yang logis mana yang imajinatif dan abstrak. Perkembangan fase ini bukan hanya dibimbing dan dikembangkan, tetapi harus lebih banyak mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak, karena fase ini lebih banyak mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak. Karena fase ini beriringan dengan fase pubertas pada aspek emosional anak.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal:
a. Proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif
b. Proses belajar
c. Pembawaan atau bakat
Ketiga hal ini berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik. Apabila fungsi kognitif, bakat, dan proses belajar seorang siswa dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi asumsi yang menjadikan seperti ini sebenarnya belum tentu terwujud, karena mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.
E. FAKTOR HEREDITAS DAN PRINSIP-PRINSIPNYA
Menurut H.C. Withrington (Abu Ahmadi, 2001), hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, dari satu generasi kegenerasi lain dengan perantaraan sel benih. Pada dasarnya, yang diturunkan adalah struktur tubuh. Jadi, yang diturunkan orang tua kepada anak-anaknya berdasarkan perpaduan gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup ciri-ciri atau sifat orang tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil belajar dari lingkungan. Faktor hereditas merupakan sifat-sifat atau ciri maupun karakter yang terbentuk sejak lahir atau dapat dikatakan juga sifat yang diwariskan dari orang tua si anak.
Pada proses ini merupakan proses secara biologis yang terjadi pada pembentukan manusia pada awalnya yang terbentuk dari kromosom-kromosom orang tuanya yang saling melengkapi, sehingga proses ini dapat berlanjut pada proses berikutnya. Adapun untuk prinsip-prinsip hereditas itu sendiri telah banyak dilakukan penelitian oleh para ahli, da hasil peneletian tersbut adalah:
Prisip reproduksi; artinya menghasilkan atau membuat kembali
Prinsip konformitas; yaitu setiap jenis makhluk menurunkan jenisnya sendiri yang bukan cirri atau sifatnya
Prinsip variasi; artinya setiap individu disamping mewarisi sifat atau cirri umum yang sama, jugs mewarisi sifat atau cirri yang berbeda-beda
Prinsip regresi filial; artinya sifat atau ciri yang di turunkan dari generasi ke generasi akan cenderung menuju ke arah rata-rata.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah bsar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik. Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organism e yang bersifat irreversible artinya tidak dapat kembali pada keadaan semula. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu; faktor sebelum lahir, faktor ketika lahir, faktor setelah lahir, dan faktor psikologis.
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan funsi tubuh yag lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah faktor hereditas.
SARAN
Hendaklah tiap jiwa menanamkan pengetahuan dan pemahaman tentang gejala pertumbuhan dan perkembangan pada anak, karena mengingat pemahaman ini bermanfaat untuk dirinya dan dapat membantu orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Rifa, 2009, Psikologi Pengasuhan Anak, Malang: UIN-Malang Press.
Mardianto, 2018, Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing.
Mutiah, Diana, 2010, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Media
Group.
Nuryanti, Lusi, 2008, Psikologi Anak, Klaten: PT Mancanan Jaya Cemerlang.
Sit, Masganti, 2015, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, Medan: Perdana Publishing.
Sit, Masganti, 2017, Perkembangan Peserta Didik, Depok: Perdanamedia Group.
Syah, Muhibbin, 2017, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Komentar
Posting Komentar